Aku terdiam, masih berkutat dengan pikiranku sendiri.
“apalah ia akan marah padaku?” “apakah aku salah berkata seperti itu?” “dan
apakah hubunganku dengan yeoja yang 3 tahun sudah kuciantai akan berakhir
seperti ini?”
“apa yang harus aku lakukan sekarang?” aku mengacak – acak
rambutku, bingung apa yang harus aku lakukan agar hubunganku dengan
yeojachinguku dapat kembali seperti dulu.
Aku membuka kotak putih dengan pita hijau diatasnya,
memastikan barang – barang yang ingin aku berikan ke yeoja chinguku sudah
legkap. Aku memberikannya barang – barang aksesoris, seperti kalung dengan
liontin bunga dendelion yang small, gelang, dan beberapa yang lainnya. Semula
aku malu saat datang ke toko besar aksesoris yeoja, tetapi saat masuk
kedalam toko itu bukan hanya diriku saja yang berada didalam sana, tetapi
banyak namja yang juga berada disana, heran itulah yang ada dipikiranku saat
itu. Aku dibantu oleh penjaga toko tsb dalam memilih aksesoris apa saja yang
pantas digunakan kapanpun dan dimanapun, jadi tidak butuh waktu lama bagiku
untuk memilih – milih. Aku membelikannya hadiah sebagai ucapan karena dirinya
sudah 3 setengah tahun bekerja diperusahaan besar.
To : Lee Ah Young kita perlu bicara, aku tidak
mungkin lupa padamu, aku akan jelaskan semuanya padamu young,ayo kita bicara
aku sangat merindukanmu, balas lah message ini atau kau angkat telpon dariku.
Jangan terus – terusan mendiamkan aku Ah Young....
Send..........
“i hope u reply my message young.” 3 menit,5 menit,10 menit,30
menit. Tidak satupun ada sms masuk darinya, ia sungguh marah padaku. Aku
melemparkan ponsel sembarang dan berlalu kedapur.
Flashback>>>>
“hyung bukankah kau ada janji dengan yeoja chingumu?” tanya
chanyeol padaku dengan mulut penuh makanan. Aku yang sedang meminum jus jeruk
tersendak dan memuncratkan minuman itu kekertas lirik lagu milik Lay yang tepat
berada didepanku.
“mwo! Jam berapa ini?” aku melirik jam yang berada diruang
tamu dorm exo. 07.15 pm. Aku berlari
kekamar untuk mengambil jaket dan kunci mobil.
“jelaskan padanya apa yang membuatmu telat seperti ini
hyung.” Tutur Suho saat aku sedang buru – buru mengenakan sepatu nike berwarna
merah.
“ah ne Suho, aku jalan dulu ne.” Ku lambaikan tanganku dan
berlalu menuju basement tempat mobilku diparkir. Aku terus melirik jam tangan
pemberian dari Lee Ah Young – yeojachinguku.
“aku mohon kau masih berada disana young,mianhae young
mianhae.” Aku terus berkata itu sambil menyetir dan sesekali melirik jam yang
melingkar ditangan kiriku. 19.40 aku
sampai di sebuah Cafe tempat biasa aku dan young meluangkan waktu bersama.
“selamat malam.” Sapa lembut pelayan yeoja yang membukakan
pintu untukku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman sambil mataku melihat
kearah sekeliling Cafe. Berharap young masih duduk diam disana dengan espresi
wajah yang susah untuk kutebak.
“ada yang tuan cari?”
tanya pelayan yang masih memegang slot pintu cafe. “ah ne, apa tadi ada
yeoja yang seperti sedang menunggu seseorang?” tanyaku langsung padanya.
“oh iya, yeoja itu menunggu sejak sore sekitar jm 5, ia baru
saja pulang dan menitipkan surat untuk.....” pelayan itu sejenak melihat
kearahku dan kembali melanjutkan pembicaraannya “apa kau orang yang sejak tadi
ditunggunya?” “ah ne,boleh aku ambil suratnya.” Pelayan itu berjalan kearah
kasir dan aku mengikutinya dari belakang, aku mengambil surat itu, dan
mengucapkan terimakasih sambil tersenyum.
***
“bagaimana hyung apa kau bertemu dengannya?” tanya Kai yang
langsung menempatkan dirinya duduk disampingku. “aish hyung bicara lah padaku,
kau bertemu dengannya atau tidak? Jangan melipat wajahmu dipagi yang sejuk ini”.
Kai merentangkan kedua tangannya lebar – lebar sambil memejamkan matanya dan
menghirup udara yang memang sangat segar.
“bacalah.” Aku menyodorkan kertas yang sejak tadi ku pegang.
Kai hanya diam menatapku dan ia mengambil kertas itu dari tanganku.
Isi surat
Kau kemana? Apa sesibuk itu dirimu sampai kau mungkin memang
lupa dengan janji yang kau buat sendiri han. Aku tau kau sibuk akhir – akhir
ini dengan kegiatan promo album barumu bersama dengan member exo yang lain,
tapi kau tidak pernah seperti ini han, kau benar – benar melupakan janjimu
untuk bertemu denganku, kau yang bilang padaku ‘sesibuk apapun diriku aku tidak
akan melupakan janjiku, pegang kata – kataku ini’ tapi apa, janjimu sudah tidak
dapat aku pegang. Aku harap kau menyadari kesalahanmu ini han.
“mwo? Young benar – benar marah padamu hyung? Aish yeoja
memang seperti ini, seharusnya mereka mengerti pasangannya jika kita memang
sibuk, mau bagaimana lagi.” “hyung ia marah padamu, karna ia mencintaimu, ia
takut kau berpaling darinya dan lupa akan dirinya.” Kai menepuk – nepuk pelan
bahuku, memberikan semangat padaku dipagi yang cerah ini tapi 1800
berbeda dari perasaanku.
“aku memang harus menemuinya, dan menjelaskan semua padanya,
tidak tau apa tanggapannya terhadap omonganku, apakah ia mau mendengarkanku
atau tidak, bahkan aku tidak tau apakah ia masih mau menatap namja pabo seperti
aku ini?” aku menyeringai dengan tatapan kosong, benang kusut, seperti itulah
otakku dipagi hari.
“ya hyung, kau memang harus mencobanya, lebih baik kau
bicara padanya walaupun itu reaksi yang akan dia berikan padamu, tunjukan rasa
sayangmu padanya, aku tau bagaimana perjuanganmu untuk mendapatkan Ah Young
sangatlah sulit hyung, aku memang belum pernah berada diposisi sama sepertimu,
tapi.... aku tau bagaimana perasanmu sekarang,hyung.” Kai memegang lengan
kiriku dan melanjutkan kembali pidato singkatnya dengan audiens hanya........aku.
“aku yakin sekarang ia sedang menunggu sms dan telpon darimu,
mungkin ia ingin balas dan angkat telponmu hanya saja, inilah yeoja mereka
punya rasa gengsi yang tinggi hyung.” Kai bersemangat mengatakan kata ‘gensi’,
aku hanya tersenyum geli melihat tingkahnya yang terkadang ia sangatlah
childish jika dibelakang layar.
“ya hyung kau mau kemana? Apa kupingmu panas mendengar
omonganku?” kai membesarkan matanya sambil melihat kearahku yang beranjak dari
bangku rotan – halaman belakang dorm.
“aku ingin bersih – bersih dulu dan.... aku ingin menemui Ah
Young dikantornya.”
***
Ku kenakan jaket tebal dengan warna grey, kaca mata dan
topi, mengingat cuaca diluar sangatlah dingin apalagi ini adalah bulan
december. Ku naiki mobil sport merah hasil jerih payahku dari concert – concert
exo dan menuju kantor perbankan Seoul.
Office>>>>>
“ada yang perlu dibantu tuan?” tanya resepsionis yeoja
dihadapanku.
“aku ingin bertemu Lee Ah Young, ia masuk kerja kan hari
ini?” tanyaku penasaran.
“oh noona Young, ia sedang ada rapat hari ini tuan, tadi ia
pesan jika ada yang mencarinya jangan menunggunya sampai selesai rapat, karna
mungkin rapatnya akan lama.”
“mwo? Ia bilang seperti itu?” aku melepas kacamataku dan menatap seluruh lobby, ternyata Young sudah tau aku akan kesini dan ia sudah menitip
pesan yang aku rasa itu hanyalah akalan ia saja agar tidak bertemu denganku.
“kalau begitu,gomawo ne bilang padanya, aku Xi Luhan mencarinya, sekali lgi
gomawo.” Aku tersenyum dan bejalan keluar lobby menuju tempat parkir.
***
“hyung kau kenapa? Apa yang terjadi dan kenapa kau melempar
jaketmu kelantai seperti ini?” aku melirik Sehun – si magnae yang sangat dekat
denganku, mengambil jaket grey yang aku lempar kelantai.
“mianhae Sehun aku butuh waktu untuk sendiri.” Aku berjalan
kekamarku yang letaknya tidak jauh dari ruang tamu, meninggalkan Sehun yang
masih berdiri sambil memegang jaket grey ku. “apa yang harus aku lakukan
sekarang?” tanyaku gusar pada diri sendiri sambil mundar – mandir tidak jelas didalam kamar.
To : Lee Ah Young kita butuh bicara young, jangan terus
menghindar dariku seperti ini,aku akan jelaskan padamu semuanya. Please respon
my message or telpon!
“AH! SHIT!!!!” aku melempar ponselku sembarang, kesal dengan
diriku sendiri dan Ah Young mungkin yang tidak mau merespon apapun itu dariku.
To be continue.........
sampe sini dulu ya chingu, nanti aku post lagi ko lanjutannya, semoga seneng sama ff yang aku buat ya, thanx for read chingu ^^