Funfiction eunhae ^^
Love
2 hearts
Cast :
·
Donghae
·
Eunhyuk (Jae)
·
Lee Jiwoon
(you/ i’m)
·
Han Gyuri
(friend Jiwoon)
Main cast :
·
Lee Sungmin
Genre :
·
romance and whatever ^^
Sudah hampir 1 tahun 6 bulan aku kuliah di univ. Pai Chai, salah satu univ
terbesar di provinsi Gyeonggi. Aku salah satu mahasiswi MIPA disini, sama
seperti sahabat masa kecilku Gyuri, ia juga mahasiswi MIPA sama seperti ku.
“Jiwoon-a, ya...
Jiwoon-a?” Gyuri menyenggol2 tanganku dengan sikunya.
“mwo? What it is?” jawabku
singkat tanpa menoleh kearahnya.
“sehabis jam dosen Kang
selesai kau mau mengantarku ke...” sepertinya dosen Kang mendengar pembicaraan
Gyuri, sampai2 ~~ dosen Kang....
“ya!!! Han Gyuri!!? Sedang
apa kau!” dosen Kang yang sedang menulis di whiteboard membalikkan badannya dan
melemparkan spidol yang ia pegan ke arah Gyuri.
“a ~ anio mr. Kang,
mian...” wajahnya tertunduk, karena sekarang bukan hanya dosen yang menatapnya
tapi, teman2 dikelas menatap Gyuri.
Skip à
“aih....sakit sekali....”
keluh Gyuri yang tak henti2nya memegang pelipis kanannya.
“pelipismu sakit?” aku
menyingkirkan poni Gyuri agar dapat melihat pelipisnya.
“ya....kau ini, kenapa
tadi kau tidak menolongku Jiwoon...”
“mwo? Menolongmu? Menolong
apa, aku tidak berani jika yang memarahimu dosen Kang.”
Aku meneguk minuman jus
jeruk yang sudah ku pesan di cafe kampusku.
Tiba2 segerombolan mahasiswi2
berlarian menuju ruang petinggi Dosen, bisa di sebut ruangan pemilik yayasan
kampus.
“kenapa semua yeoja
berlarian ke ruang petingggi dosen?”
Aku hanya mengangkat kedua
bahuku saat Gyuri menanyakan itu padaku.
“Jiwoon-ah bagaimana kalau
kita lihat?”
“ani, aku malas.”
“aih...kau ini, kajja!!”
Gyuri langsung menarik tanganku menuju ruang petinggi dosen.
Aku dan Gyuri sudah berada di depan ruang petinggi dosen, tapi sayang
pintunya ditutup dan mahasiswi2 yang sudah berkumpul sejak tadi
hanya dapat melihatnya dari kaca2 bening disekitar ruangan itu.
Karena tidak terlihat, aku
bertanya kepada salah satu mahasiswi yang ada disana.
“mian...memangnya didalam
sana ada apa?”
“oh, itu ku dengar ada
anak pindahan dari univ. Sunmonn, ia seorang namja ‘tampan’.”
“oh kuroem..gomawo....”
aku menarik tangan Gyuri untuk keluar
dari desakan mahasiswi2 yang memenuhi tempat itu.
“Jiwoon, akan ada namja
pindahan ke univ kita, ah....katanya ia tampan.” Gyuri tersenyum aneh sambil
menatap langit2(?) depan ruangan petinggi dosen.
“ya!! Apa yang sedang kau
pikirkan.” Aku menepuk tengkuk kepala Gyuri agar ia tidak terlelap dengan
berita yang sebenarnya masih belum jelas kebenarannya.
“aih.. Jiwoon-ah sakit.”
Ia memegang tengkuk belakang leher yang ku tepuk tadi.
Beberapa detik kemudian saat aku & Gyuri berjalan
menjauhi ruangan, aku mendengar suara security yang mengatakan ‘ya...tolong kalian jangan didepan ruangan
seperti ini’ . mendengar perkataan itu aku menoleh kembali ke arah ruangan
itu & Gyuripun juga ikut menoleh.
“omo! Jiwoon jinjja?
Benarkah ia.....namja itu...”
Ternyata namja yang
dikabarkan pindahan dari univ. Sunmonn keluar ruangan petinggi dosen, benar
kata salah satu temanku tadi, ia seorang namja yang tampan, tinggi, berkulit
putih, dan.....
“ya kau, jika memandang
seseorang jangan dengan espresi wajah pabbo seperti itu, aku benci dengan yeoja
seperti itu.”
“omo, apa benar secara
tidak sadar sedari tadi aku memandangnya dengan..... AHHH!!
“jiwoon-a, *Gyuri
mengoyang2kan tubuhku* “ia baru saja berjalan melewati kita, dan
kau...seperti terbius dengan ketampanan namja itu.” Gyuri mulai meledekku &
sekarang ia malah tertawa kecil.
“mwo!! Kau ini bicara apa,
aku yakin ia namja yang menyebalkan.” Aku membalikkan wajahku menatap namja itu
dari tempatku berdiri.
“ya.. Jiwoon-ah apa yang
dibicarakan namja tadi padamu, ah...kami jadi ingin sepertimu Jiwoon.”
Mahasiswi2 yang tadi berkumpul di depan ruangan petinggi dosen sekarang
menghampiriku dan melontarkan beberapa pertanyaan kepadaku.
“anio, ia tidak megatakan
apa2 padaku.” Aku langsung berlari menjauhi teman2 tanpa
menghiraukan Gyuri yang berdiri disampingku.
Next morning day à
Aku sudah berada di dalam ruang kelasku, walaupun dosen
belum datang aku mengisi waktuku dengan membaca buku2 enslikopedia
ipa. Satu per satu temanku berdatangan
ke kelas dan, itu sahabatku Gyuri yang baru datang.
“kau telat Gyuri?” tanyaku
dengan pandangan fokus ke buku enslikopedi yang sedang ku baca.
“ne, alamrku tidak
berbunyi jadi aku kesiangan.” Gyuri duduk di bangkunya persis disamping bangku
ku.
Beberapa menit kemudian
dosen Shin datang.
“anyeong semua......” sapa
dosen Shin dengan senyuman lebar.
“anyeong songsaenim.....”
sahut kompak semua mahasiswa/siswi yang ada di ruangan kelas.
“mulai sekarang akan ada
seseorang yang bergabung di kelas MIPA ini.”
Salah satu teman yeojaku
mengangkat tangannya.
“mian songsaenim, apakah
ia seorang namja?”
“ya....kau ini seorang
namja atau yeoja apa urusannya denganmu hah?” perkataan songsaenim membuat
suasana kelas mencari sedikit ricuh.
“songsaenim apa aku boleh
masuk?” terdengar suara seorang namja dari luar pintu kelas.
“oh ne, masuklah....”
Setelah dosen Shin
mempersilahkannya untuk masuk, namja itupun langsung masuk penuh dengan
senyuman yang ia tebarkan kepada semua mahasiswa/siswi yang ada dikelas.
“kau bisa memperkanalkan
dirimu.”
“ne songsaenim, anyeong
semua.....” ia melambaikan tangannya + senyuman seperti seorang aktor terkenal.
“anyeong......” jawab kami
kompak.
“mannaseo bangapseumnida,
jonen Lee Donghae rago yeyo....” ia menundukkan sedikit
kelapanya sebagai tanda hormat.
Hampir semua sudut2 ruangan diberikan senyum
padanya, dan pada saat matanya bertemu dengan mataku, ia mengubah senyumannya
itu dengan tatapan kebencian.
“kenapa ia menatapku
seperti itu.” Gumamku masih terus menatap matanya.
“kau... kau yeoja yang
kemarin menatapku dengan ‘tercengang’ kan?” perkataannya membuat teman2ku
menatapku dengan wajah agresif sampai Dosen Shinpun menatapku dengan tatapan
kebingungan.
“m...mwo! ‘tercengang’
katamu? Kemarin kau salah lihat mana mungkin aku tercengan hanya karena
melihatmu.” Aku mengalihkan pandanganku
dari matanya untuk menghilangkan kegugupan pada diriku.
“ah...jinjja” menggaruk2
kepalanya yang tidak gatal “tapi kenapa wajah yeoja itu mirip denganmu ne, ah
terserahlah itu tidak penting.”
“Donghae-ah kau boleh
duduk disana.” Menunjuk kursi yang barada di sebrang sebelah kanan tempatku
duduk, bisa dikatakan namja itu duduk di pojok paling depan.
Jam 13.30 bel kampus berbunyi, tanda pergantian dosen,
dikarenakan dosen yang mengisi dijam ini tidak hadir, aku memutuskan untuk
kembali ke apartemenku, menyelesaikan tugas proposal yang harus ku serahkan
esok.
“Jiwoon-ah, proposalmu
sudah jadi?”
“ah, belum hanya tinggal
beberapa lagi yang harus kuselesaikan.” Aku tersenyum kepadanya dan beranjak
dari kursi yang ku duduki.
Aku berjalan sendiri menuju pintu gerbang kampusku,
biasanya aku ditemani Gyuri, untuk hari ini ia masih ada urusan di kampus.
“Jiwoon-ah!!?”
“eh, siapa yang
memanggilku?” aku mencari2 sosok orang yang memanggilku tadi.
“ya!!!” sebuah tepukan
yang cukup keras kurasakan dibahu kiriku, aku pun mebalikkan badanku melihat siapa
yang menepuk bahuku.
“ya... Eunhyuk-shi? Ahh
kau mengagetkanku.”
Ternyata yang menepukku
adalah Eunyuk sahabat semasa aku SMP.
“mwo? Benarkah kau kaget
melihatku Jiwoon?” ia mencubit pipiku dengan kedua tangannya di depan gerbang
kampusku.
“ne... semenjak lulus SMP
kau tidak pernah berkomunikasi lagi padaku, and wait... dari mana kau tau aku
kuliah disini?”
“ah.. itu tidak penting,
jaman sekarang kan sudah canggih, aku dapat menemukanmu lewat GPRS di
ponselku.” Menggoyang2kan ponselnya tepat di depan wajahku.
“aih, kau mau pamer ponsel
cangihmu ne?” aku menepis tangannya dari wajahku.
“anio, ikutlah denganku.”
Ia menarik tanganku untuk masuk kedalam mobil sport mewah miliknya, aku pun
masuk kedalam mobil mewah itu, mobil yang hanya dapat di naiki 2 orang saja.
Didalam mobil aku tidak henti2nya bertanya
pada Eunhyuk untuk mengajakku kemana, tapi tak ada satupun pertanyaan ku yang
ia jawab. Sampai akhirnya ia menghentikan laju mobilnya disebuah toko
pernak-pernik yeoja.
“turunlah kita sudah
sampai.” Ia membukakan pintu mobilnya untukku.
“oh ne...” Eunhyuk meraih
tanganku untuk masuk kedalam toko itu, sebuah toko yang penuh dengan
pernak-pernik & aksesoris yeoja disana.
“kenapa ia mengajakku
kesini? Apa ia ingin membelikanku sesuatu.” Gumamku.#pede banget.
“Jiwoon-a apa ini bagus?”
ia melepaskan tangannya dari tanganku dan menunjukkan sebuah kalung silver
tanpa liontin.
“mwo? Aku suka warnanya
tapi, kenapa tidak ada liontinnya?”
“kau ini” Eunyuk mengacak2
rambutku pelan “liontinnya kita pilih sendiri, itu disana.” Menunjuk etalase
besar di dekat meja kasir.
“kajja.” Eunhyuk berjalan
menuju etalase liontin itu, dan aku hanya mengikutinya dari belakang.
“escusme, boleh ku lihat
yang itu?” menunjuk sebuah liontin berbentuk bintang kecil berwarna silver.
Pelayan toko itu membuka
etalasenya dan memberikan liontin yang ditunjuk Eunhyuk tadi. Pelayan toko itu
memasukkan liontin bintang itu di kalung silver yang dipilih Eunhyuk tadi.
“Jiwoon-ah apa ini
terlihat lebih bagus?”
“ne, itu terlihat lebih
indah Jae.” Jawabku sambil tersenyum manis padanya.
“Jiwoon-ah bisa kau
balikkan badanmu?” Eunhyuk memegang kedua bahuku untuk menghadap
membelakanginya.
“mwo? For what?” aku
mengerutkan dahiku.
“sudah diam saja.”
Saat aku sudah membalikkan
badanku untuk membelakanginya, tiba2 saja Eunhyuk memakaikan kalung
itu dileherku, perasaanku benar2 kacau, tidak tau apa yang harus aku
katakan padanya saat itu.
“omo, apa yang ia lakukan
padaku? Dan kenapa? Kenapa hati ini jadi.....” gumamku.
“coba balikkan badanmu
untuk menghadapku.”
Dengan perlahan aku
membalikkan badanku, aku sedikit menundukkan kelapaku untuk tidak menatapnya.
“angkatlah wajahmu
Jiwoon-ah?”
Mau tak mau aku harus
mengangkat wajahku, kulihat espresi wajahnya tersenyum lebar & matanya
terus memandang kalung silver dileherku.
“yeppo....”
“apa ia bilang yeppo? Apa
yang ia maksud yeppo, aku atau kalung yang ku pakai ini, aih!? Kenapa aku bisa
berpikir seperti itu?” gumamku lagi.
“sepertinya aku akan beli
yang ini saja.” Lagi2 ia tersenyum manis padaku, membuat hatiku
mencari bedegup kencang.
“kalau begitu kau bisa
lepaskan ini dari leherku Jae?” aku langsung membalikkan badanku
membelakanginya.
“ne...” Eunhyuk mulai
melepaskan kalung itu dari leherku, tapi entah kenapa rasanya aku tidak mau
kalung ini terlepas dari leherku, aku ingin kalung ini terus berada dileherku,
tapi ini tidak mungkin.
Eunhyuk memberikan kalung silver itu kepada pelayan untuk
di bungkus dengan pita berwarna biru, setelah selesai aku & Eunhyuk kembali
kedalam mobil mewah miliknya menuju apartemenku.
“gomawo....” ucapku
sesampainya dilobby apartemenku.
“cheonmanneyo, gomawo juga
sudah mau menemaniku memilih2.”
“ne, tidak masalah bagiku
Jae.” Aku tersenyum padanya dan berjalan menuju liff.
Dikamar apartemen
Sesampainya aku di apartemenku, aku membanting tubuhku ke
sofa dan menyalakan tv LCD yang berada di ruang tamu apartemenku, saat sedang
asik mengganti2 chanel TV, ponselku bergetar, tanda sms masuk, ku
raih ponselku yang berada di tasku, tertulis nama ‘king of yadong’ dilayar
ponselku.
From : king of yadong
Sub : aku
lupa mengatakan padamu tadi, besok aku ingin kau ke Purple Cafee dekat kampusku
ne, aku ingin kau ke Cafe itu ^^
“mwo? Ia menyuruhku untuk
ke Cafee itu, tapi ia tidak memberitau jam berapanya? Dasar Eunhyuk pabbo.”
Saat aku masih menggerutu sendiri, ponselku kembali bergetar.
From : king
of yadong
Sub : mian
aku lupa mengetik jamnya, aku akan kekampusmu usai jam kuliah mu selesai.
Membaca sms dari Eunhyuk aku tidak membalasnya, rasanya
ingin aku membalasa sms darinya, tapi aku malas mengetiknya. Walaupun
pandanganku ke acara yang sedang ku tonton tapi otak ini malah memikirkan si
‘yadong’ itu. Ada apa denganku, saat memikirkannya hatiku menjadi berdebar dan
membuatku tersenyum tidak jelas saat memikirkannya.
*************
KRING...KRING....!!!
Tepat jam 06.00 alamrku berbunyi, aku bersiap untuk menuju kampusku pukul
07.00, tidak lupa aku membawa proposal yang telah ku kerjakan sampai larut
malam. Selesai sarapan aku bergegas menuju lobby utama apartemenku dan menaiki
bus angkutan kota. Membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di kampusku. 10
menit berlalu, aku sampai di kampusku dan segera menuju ruang kelas MIPA.
“Gyuri kemana? Katanya mau
datang pagi hah.... dasar anak itu.” Aku melirik pintu kelasku untuk melihat
apakah ada Gyuri atau tidak, sambil menunggu Gyuri aku mengambil buku
enslikopedia Ipa yang kemarin belum selesai ku baca, enslikopedia adalah buku
favoritku.
Donghae pov à
Aku berjalan menuju kelas MIPA ku, disepanjang jalan tak
henti2nya yeoja2 menebarkan senyum indanya padaku, sangat
malas untuk membalas senyum mereka, tapi mau bagaimana lagi, inilah aku namja
tampan Lee Donghae. #oppa narsisnya
kumat^^
Sesampainya aku didepan
pintu kelasku, aku melihat sesosok yeoja sedang duduk dibangkunya sambil
membaca sebuah buku, entah buku apa yang sedang ia baca, tapi sepertinya itu
buku yang sangat asik untuk di baca. Karena penasaran dengan buku apa yang ia
baca akupun menghampirinya.
“ya, buku apa yang kau
baca?” tanyaku seraya melihat halaman yang sedang ia baca.
“omo! Aih!!! Kau ini
kenapa pagi2 sudah mengagetkanku hah?” ia sedikit kaget dengan
kehadiranku.
“itu *menunjuk bukunya*
“buku apa yang sedang kau baca itu, apakah buku itu sangat menarik bagimu?”
“oh, buku ini, ne ini buku
favoritku.” Ia mengangkat bukunya dan menunjukkan caver depan buku itu padaku.
“mwo!?
En....ensli...enslikopedia?” aku mengerutkan keningku setelah tau bahwa buku
yang mungkin sedari tadi dibacanya adalah sebuah buku enslikopedia.
“waeyo, semua
mahasiswi/siswa MIPA wajib membaca buku ini, you know?” ia menunjuk2
buku enslikopedi itu.
“aku tidak suka buku itu,
lebih baik aku membaca komik dari pada membaca buku tebal itu.”
“whatever you Lee
Donghae.” Jawabnya dengan espresi datar.
“kau ini selera orang itu
berbeda2, aku suka komik dan kau.....” siapa nama yeoja ini aku
belum sempat menanyakan namanya. Gumamku sambil berpikir sejenak.
“kenapa kau diam? Oh, kau
belum tau namaku ne? Namaku Lee Jiwoon.” Ia mengulurkan tangan kanannya kepadaku
tetap dengan espresi wajah datar.
“kita punya marga yang
sama Jiwoon-ah, turunkan tanganmu aku tidak biasa berjabat tangan dengan yeoja ‘kutu
buku’ sepertimu.” Aku tersenyum kecil padanya dan menuju tempat dudukku. Untung
saat itu didalam kelas hanya ada beberapa orang, jadi tidak banyak yang
melihatku berbicara dengan yeoja bernama Jiwoon itu.
End pov
“mwo!? Yeoja kutu buku
katanya, dasar namja pabbo.” Gerutuku.
Hampir 20 menit aku menunggu Gyuri, tepat bell kampus berbunyi Gyuri
datang dengan wajah penuh kepanikan. Selang 5 menit bell berbunyi kepala dosen
Cha datang untuk menagih tugas2 proposal kami. Aku dan juga teman2
ku langsung memeberikan tugas proposal itu. Tidak terasa 6 jam pelajaran kampus
berlalu. Aku berbegas merapikan bukuku untuk langsung menemui Eunhyuk.
“Jiwoon-ah ku dengar pembuat proposal terbaik akan diumumkan hari
ini, kau mau menunggunya?” tanya Gyuri seraya menghampiriku.
“oh jinjjayo? Gundae... aku tidak bisa Gyuri-ah.” Jawabku yang
masih sibuk merapikan buku ku.
“waeyo?” Seraya menggoyang2kan lengan kananku.
“ya!? Kau ini aegyo mu kambuh ne?”
“aih kau ini *melepaskan lenganku* ayolah.... kita harus
menunggunya Jiwoon-ah, harus harus harus!!!.”
“ya!? Kenapa kau malah memaksaku, aku ada urusan jadi tidak bisa.”
“mwo? Urusan apa, apa kau ingin menemui namja ‘yadong’ itu?” ia
mendekatkan wajahnya dengan wajahmu.
“mundurkan wajahmu Gyuri-ah, namanya bukan ‘yadong’ tapi Eunhyuk.”
Tes.... tes..... tes....
“suara apa itu?” saat masih didalam kelas aku dan Gyuri mendengar
suara salah satu dosen dikampusku menggunakan speker.
dikarenakan
hari ini akan diumumkan siapa pembuat proposal terbaik yang selalu kampus kita
adakan selama 1 tahun sekali, jadi mohon pengertiannya, gamsa.....”
(proposal ini berhubungan denga ilmu IPA maka dari itu hanya jurusan MIPA dan
Keperawatan yang di beri tugas ini, tidak dengan kedokteran mereka tidak diberi
tugas seperti ini, dikarenalan tugas ini begitu mudah untuk mahasiswa/siswi
Kedokteran)
“mwo!? Aih bagaimana ini?”
“kau harus tetap menunggunya Jiwoon-ah....” Gyuri tersenyum pabbo
kepadaku karena telah berhasil membuatku tetap dikampus, ya karena hal ini juga
aku harus tetap dikampus.
Aku meraih
ponselku didalam kantung gardigan ku, segera ku cari nama ‘king of yadong’ di
contact ponselku, setelah menemukan namanya, aku langsung menekan tombol hijau
untuk menghubunginya.
“omo kenapa tidak aktif, aih.... disaat seperti ini ponselnya malah
tidak aktif.” Gerutuku didalam ruang kelas.
“kau menelpon siapa?” tanya Gyuri.
“Eunhyuk-shi.” Jawabku singkat dengan espresi kekhawatiran.
“Gyuri-ah ku titip tasku ne, aku ingin ke pintu gerbang kampus.”
Aku langsung keluar kelasku dan berlari menuju pintu gerbang kampusku untuk
menemui Eunhyuk.
Donghae pov à
“ah.... sangat membosankan dikampus ini jika tidak ada urusan yang
penting.” Gerutuku seraya berjalan menuju kantin kampus. Ku lihat dari kejauhan
seperti seorang yeoja yang sedang berlari kearahku, em..... mungkin bukan
kearahku, saat ia sudah ingin melewatiku, aku berusaha untuk menghentikan laju
larinya dengan berdiri tepat dibaris(?) ia berlari.
“omo!!? Ah.. kenapa kau didepanku, kau tidak lihat aku sedang buru2.”
Katanya dengan wajah sedikit berkeringat.
“buru2 katamu? Memangnya kau ada urusan apa hah?”
“ya!? Donghae-ah percuma jika aku ceritakan padamu, kau juga tidak
akan mengerti,sudah jangan halangi jalanku.” Ia berjalan kearah sisi kananku,
tapi aku menjegatnya dengan melangkahkan kakiku ke kanan, saat ia kekiri aku
juga kekiri, ini seperti permainan bagiku.
“Lee Donghae jangan menghalangiku, cepat kau minggir!” ia
meninggikan nada bicaranya karena kesal dengan ulahku, tapi inilah yang ku mau
darinya membuat yeoja bernama ‘Jiwoon’ itu kesal.
“Jiwoon-ah memangnya kau ingin kemana?”
“mwo? A.. aku.. aku ingin ke gerbang kampus, waeyo?” ia
menurunkan(?) nada bicaranya.
“oh percuma jika kau ke sana.” Seraya tersenyum kecil padanya.
“sudahlah kau jangan bergurau.” Ia kembali berlari menuju pintu
gerbang kampus, dan aku terus memandanganya berlari dari tempatku berdiri.
“kenapa aku terus memandangnya, aku kan ingin kekantin bukan
memandang yeoja ‘kutu buku’ sepertinya.” Aku meneruskan langkahku menuju kantin
kampus.
End
pov
Sesampainya aku di
depan pintu gerbang, aku tidak melihat Eunhyuk diluar sana, dan aku juga tidak
melihat mobilnya terparkir. Aku melihat jam yang melingkar ditangan kiriku,
ternyata aku sudah telat 20 menit untuk menemuinya, aku mencoba untuk membuka
pintu gerbang itu tapi sayang pintu gerbangnya di gembok T_T...
“Eunhyuk-shi.... aku tidak bermaksud seperti ini.” Aku menggoyang2
pintu gerbang itu untuk melampiaskan rasa bersalahku.
“mian nuna....”
“mwo, siapa yang memangilku?” aku mencari sosok orang yang
memanggiku, dan ternyata......
“ah ajusshi, kau memanggilku ne?” ya... ternyata ajusshi, satpam
kampusku.
“benar nuna, oh ne tadi ada seorang namja yang mencari nuna.”
“what! Namja!” aku terkejut setelah ajussi Kim mengatakan seorang “namja”
aku yakin ia pasti Eunhyuk.
“ini *menyodorkan sebuah caperback berwarna saphire blue* ia
menitipkan ini untuk nuna, ia juga menuliskan surat, suratnya ada didalam.”
“oh ne gomawo ajushi.”
skipà
aku bersama teman2
dari fakultas MIPA dan keperawatan berkumpul diaula basket untuk mengetahui
siapa yang menjadi pembuat proposal terbaik tahun ini, aku melihat semua wajah
yang penuh dengan harapan untuk menjadi yang terbaik dari ratusan
mahasiswa/siswi, tidak terkecuali denganku, espresi wajahku lebih terlihat
murung.
“Jiwoon-ah apa kau tidak degdegan?” tanya Gyuri yang duduk
disamping kiriku.
“ani, sama sekali tidak degdegan.” Seraya menggeleng2kan
kepalaku.
“kau ini, i know you thinking about Eunhyuk.”
“yeah.... it’s true Gyuri.”
Sebelum diumumkan
siapa yang menjadi terbaik, pidato panjang lebar yang disampaikan kepala Dosen
Cha selama kurang lebih 30 menit membuatku tambah murung dan merasa bersalah
kepada Eunhyuk, bagaimana tidak? Aku sudah janji dengannya untuk ke Purple
Cafee sepulang jam kuliah tadi, tapi... karena hal ini aku harus tetap
dikampusku. Tidak terasa pidato dari kepala Dosen univ Pai Chai selesai
dibacakan.
“baiklah, songsaenim akan membacakan siapa yang menjadi pembuat
proposal terbaik tahun ini.” Dosen Cha membuka isi amplop yang terdapat nama
salah satu mahasiswa/siswi.
“dan ia adalah............ dumdumdumdumdum (ceritanya bunyi dram)
“Lee Jiwoon dari jurusan MIPA, apa yeoja bernama Jiwoon itu ada
diaula ini.”
“ya!! Jiwoon-ah dosen Cha menyebut namamu!!!”
“mwo!! Benarkah?!” aku tidak percaya bahwa yang namanya disebut
oleh dosen Cha tadi adalah namaku, saat dosen Cha menyebut namamu aku sedang
memikirkan hal lain jadi apa yang dikatakan kepala dosenku sama sekali tidak
terdengar ditelingaku.
“Jiwoon-ah tunggu apalagi cepat berdiri.” Gyuri memegang kedua
bahuku dan menyuruhku untuk segera menuju kepala Dosen Cha yang berada di depan
semua mahasiswa/siswi MIPA dan keperawatan.
Aku menitipkan
caperback yang diberikan Eunhyuk kepada Gyuri, tidak mungkin aku membawa2
caperback itu dihadapan teman2ku. Dengan langkah sedikit lesu tapi
aku mencoba untuk menutupi itu semua dan berjalan dengan senyuman menghiasi
wajahku. Dosen Cha memberikan sebuah tropi bening berbentuk “ UPC “ dan
bertuliskan ‘mahasiswa/siswi pembuat proposal terbaik’ aku merasa senang dan
tak percaya telah mengalahkan ratusan teman2ku yang juga sudah
membuat proposal itu, tidak sia2 aku membuat proposal itu hingga
tengah malam, dan inilah hasilnya, aku menjadi yang terbaik.
skipà
Selesai acara penyerahan tropi, aku
bergegas untuk segera menemui Eunhyuk. Aku sudah berada didalam bus, aku
memutuskan untuk kembali dahulu ke apartemenku lalu ke Purple Cafee. Aku
membuka isi caperback yang diberikan Eunhyuk kepadaku, ku lihat memang ada
surat didalam caperback itu seperti apa yang dikatakan satpam kampusku. Tanpa
berlama2 aku membuka isi surat Eunhyuk yang ditulis dengan tulisan
tangannya yang begitu berantakan, ya tulisannya tidak pernah berubah semasa SMP
sampai sekarang.
Isi surat ~
“aku
menunggumu lebih dari 15 menit didepan gerbang kampusmu, tapi kau tak kunjung
terlihat jadi aku malas menunggumu lama2, untung saja ada satpam
disana, ia mengatakan bahwa beberapa jurusan tidak boleh pulang, jadi aku
menitipkan ini pada ajushi yang tak ku kenal namanya, karena aku memang belum berkenalan
dengan ajushi itu, setelah kau buka isi caperback itu, ku harap kau langsung ke
Purple Cafee Jiwoon-ah ^^...”
“aih! Anak itu.” Aku melipat kembali surat itu dan memasukkannya
dikantung gardiganku.
~apartemen~
Aku meletakkan
tropi itu diatas meja kecil sebelah meja belajarku. Aku kembali membuka
caperback pemberian Eunhyuk untukku, omo!? Mataku membesar setelah melihat apa
isi dari caperback itu maklum saja tadi aku tidak melihat isinya dengan jelas,
benarkah ini semua untukku, omo ~ namja ‘yadong’ itu maksudku Eunhyuk dapat
memilih warna yang sangat indah untuk seorang yeoja. Ia memberikanku sebuah
dress setinggi lutut berwarna biru muda warna kesukaanku dan beberapa sentuhan
pita berwarna pink gradasi unggu di bagian pinggul, dan sebuah gelang, ya
gelang silver yang sangat cantik.
Setelah selesai, aku bergegas menuju Purple Cafee tempat Eunhyuk
berada. Aku menaiki taksi, hatiku terasa campur aduk, degdegkan, nerfes dan....
rasa bersalah karena aku sudah “sangat2 telat” untuk menemuinya, ku
harap ia tidak marah telah lama menungguku, ku lihat jam di layar ponselku, ya
sekarang sudah jam 15.10.
“mian nuna, kita sudah sampai.”
“oh ne ajushi gomawo...” kataku sambil memberikan uang taksi dan
tersenyum lebar pada ajushi.
Aku melangkahkan kakiku kedalam Cafee, terlihat seorang pelayan
yeoja membukakan pintu Cafee untukku.
“aigo, ia ada dimana?” kataku seraya menoleh kekanan dan kekiri
untuk melihat Eunhyuk.
“apa nuna mencari seseorang?” tanya seorang pelayan yeoja yang
menghampiriku masih berdiri di depan pintu Cafee.
“oh ne, aku mencari temanku, ia mempunyai acara di sini, tapi aku
tidak melihatnya.” Jawabku.
“oh, ternyata nuna.”
Perkataan pelayan Cafee itu membuatku bingung dengan maksudnya dari
perkataannya.
“tadi tuan Lee Hyuk Jae sudah memesan kepada semua pelayan, jika
ada seorang yeoja memakai dress berwarna biru, kami diminta untuk mengantarnya
ke ruang VIP yang sudah ia pesan.”
“jinjja? Baiklah.”
Aku mengikuti arah langkah kaki pelayan itu, sampailah aku di depan
ruangan VIP yang sudah dipesan Eunhyuk. Pelayan itu menyuruhku untuk masuk
sendiri kedalam dan langsung meninggalkanku sendiri didepan pintu VIP itu.
“huh! Kenapa dengan hatiku, kenapa hatiku jadi? Dan aku....., aih!!
Apa yang sebenarnya mau ia lakukan.”
Dengan perlahan aku membuka pintu itu semakin pintu itu ingin
terbuka hatiku bergedup semakin kencang, aku memberanikan diriku untuk segera
membuka pintu itu dan.....
To Be Continue ~ ~ ~ ~
Dilanjut dipart 2 ya chingu ^^ ayo2 gimana ff bikinan
admin, mianhae klo ff bikinan admin jelek, ini ff ke 2 admin setelah ff Kyumin,
di ff Kyumin admin masih banyak banget salahnya#ngaku, tapi di ff ke 2 ini,
admin berusaha untuk memperbaikinya agar menjadi lebih asik untuk dibaca^^