Naruto Uzumaki Shoulder Pump ~ ALL ABOUT KPOP ~: 2012

Senin, 30 Juli 2012

Funfiction Eunhae


Funfiction eunhae ^^
                                                          Love 2 hearts

Cast  :
·        Donghae
·        Eunhyuk (Jae)
·        Lee Jiwoon (you/ i’m)
·        Han Gyuri (friend Jiwoon)

Main cast :
·        Lee Sungmin

Genre  :
·         romance and whatever ^^

Sudah hampir 1 tahun 6 bulan aku kuliah di univ. Pai Chai, salah satu univ terbesar di provinsi Gyeonggi. Aku salah satu mahasiswi MIPA disini, sama seperti sahabat masa kecilku Gyuri, ia juga mahasiswi MIPA sama seperti ku. 

“Jiwoon-a, ya... Jiwoon-a?” Gyuri menyenggol2 tanganku dengan sikunya.

“mwo? What it is?” jawabku singkat tanpa menoleh kearahnya.

“sehabis jam dosen Kang selesai kau mau mengantarku ke...” sepertinya dosen Kang mendengar pembicaraan Gyuri, sampai2 ~~ dosen Kang....

“ya!!! Han Gyuri!!? Sedang apa kau!” dosen Kang yang sedang menulis di whiteboard membalikkan badannya dan melemparkan spidol yang ia pegan ke arah Gyuri.

“a ~ anio mr. Kang, mian...” wajahnya tertunduk, karena sekarang bukan hanya dosen yang menatapnya tapi, teman2 dikelas menatap Gyuri.

Skip à

“aih....sakit sekali....” keluh Gyuri yang tak henti2nya memegang pelipis kanannya.

“pelipismu sakit?” aku menyingkirkan poni Gyuri agar dapat melihat pelipisnya.

“ya....kau ini, kenapa tadi kau tidak menolongku Jiwoon...”

“mwo? Menolongmu? Menolong apa, aku tidak berani jika yang memarahimu dosen Kang.” 

Aku meneguk minuman jus jeruk yang sudah ku pesan di cafe kampusku.

            Tiba2 segerombolan mahasiswi2 berlarian menuju ruang petinggi Dosen, bisa di sebut ruangan pemilik yayasan kampus.

“kenapa semua yeoja berlarian ke ruang petingggi dosen?”
 
Aku hanya mengangkat kedua bahuku saat Gyuri menanyakan itu padaku.

“Jiwoon-ah bagaimana kalau kita lihat?”

“ani, aku malas.”

“aih...kau ini, kajja!!” Gyuri langsung menarik tanganku menuju ruang petinggi dosen.

Aku dan Gyuri sudah berada di depan ruang petinggi dosen, tapi sayang pintunya ditutup dan mahasiswi2 yang sudah berkumpul sejak tadi hanya dapat melihatnya dari kaca2 bening disekitar ruangan itu.
Karena tidak terlihat, aku bertanya kepada salah satu mahasiswi yang ada disana.

“mian...memangnya didalam sana ada apa?”

“oh, itu ku dengar ada anak pindahan dari univ. Sunmonn, ia seorang namja ‘tampan’.”

“oh kuroem..gomawo....” aku menarik tangan Gyuri untuk  keluar dari desakan mahasiswi2 yang memenuhi tempat itu.

“Jiwoon, akan ada namja pindahan ke univ kita, ah....katanya ia tampan.” Gyuri tersenyum aneh sambil menatap langit2(?) depan ruangan petinggi dosen.

“ya!! Apa yang sedang kau pikirkan.” Aku menepuk tengkuk kepala Gyuri agar ia tidak terlelap dengan berita yang sebenarnya masih belum jelas kebenarannya.

“aih.. Jiwoon-ah sakit.” Ia memegang tengkuk belakang leher yang ku tepuk tadi.

            Beberapa detik kemudian saat aku & Gyuri berjalan menjauhi ruangan, aku mendengar suara security yang mengatakan ‘ya...tolong kalian jangan didepan ruangan seperti ini’ . mendengar perkataan itu aku menoleh kembali ke arah ruangan itu & Gyuripun juga ikut menoleh.

“omo! Jiwoon jinjja? Benarkah ia.....namja itu...”

Ternyata namja yang dikabarkan pindahan dari univ. Sunmonn keluar ruangan petinggi dosen, benar kata salah satu temanku tadi, ia seorang namja yang tampan, tinggi, berkulit putih, dan.....

“ya kau, jika memandang seseorang jangan dengan espresi wajah pabbo seperti itu, aku benci dengan yeoja seperti itu.”

“omo, apa benar secara tidak sadar sedari tadi aku memandangnya dengan..... AHHH!! 

“jiwoon-a, *Gyuri mengoyang2kan tubuhku* “ia baru saja berjalan melewati kita, dan kau...seperti terbius dengan ketampanan namja itu.” Gyuri mulai meledekku & sekarang ia malah tertawa kecil.

“mwo!! Kau ini bicara apa, aku yakin ia namja yang menyebalkan.” Aku membalikkan wajahku menatap namja itu dari tempatku berdiri.

“ya.. Jiwoon-ah apa yang dibicarakan namja tadi padamu, ah...kami jadi ingin sepertimu Jiwoon.” Mahasiswi2 yang tadi berkumpul di depan ruangan petinggi dosen sekarang menghampiriku dan melontarkan beberapa pertanyaan kepadaku.

“anio, ia tidak megatakan apa2 padaku.” Aku langsung berlari menjauhi teman2 tanpa menghiraukan Gyuri yang berdiri disampingku.

Next morning day à

            Aku sudah berada di dalam ruang kelasku, walaupun dosen belum datang aku mengisi waktuku dengan membaca buku2 enslikopedia ipa.  Satu per satu temanku berdatangan ke kelas dan, itu sahabatku Gyuri yang baru datang.

“kau telat Gyuri?” tanyaku dengan pandangan fokus ke buku enslikopedi yang sedang ku baca.

“ne, alamrku tidak berbunyi jadi aku kesiangan.” Gyuri duduk di bangkunya persis disamping bangku ku.

Beberapa menit kemudian dosen Shin datang.

“anyeong semua......” sapa dosen Shin dengan senyuman lebar.

“anyeong songsaenim.....” sahut kompak semua mahasiswa/siswi yang ada di ruangan kelas.

“mulai sekarang akan ada seseorang yang bergabung di kelas MIPA ini.”

Salah satu teman yeojaku mengangkat tangannya.
“mian songsaenim, apakah ia seorang namja?”

“ya....kau ini seorang namja atau yeoja apa urusannya denganmu hah?” perkataan songsaenim membuat suasana kelas mencari sedikit ricuh.

“songsaenim apa aku boleh masuk?” terdengar suara seorang namja dari luar pintu kelas.
“oh ne, masuklah....”

Setelah dosen Shin mempersilahkannya untuk masuk, namja itupun langsung masuk penuh dengan senyuman yang ia tebarkan kepada semua mahasiswa/siswi yang ada dikelas.

“kau bisa memperkanalkan dirimu.”

“ne songsaenim, anyeong semua.....” ia melambaikan tangannya + senyuman seperti seorang aktor terkenal.

“anyeong......” jawab kami kompak.

“mannaseo bangapseumnida, jonen Lee Donghae  rago yeyo....” ia menundukkan sedikit kelapanya sebagai tanda hormat.

            Hampir semua sudut2 ruangan diberikan senyum padanya, dan pada saat matanya bertemu dengan mataku, ia mengubah senyumannya itu dengan tatapan kebencian.
“kenapa ia menatapku seperti itu.” Gumamku masih terus menatap matanya.
“kau... kau yeoja yang kemarin menatapku dengan ‘tercengang’ kan?” perkataannya membuat teman2ku menatapku dengan wajah agresif sampai Dosen Shinpun menatapku dengan tatapan kebingungan.

“m...mwo! ‘tercengang’ katamu? Kemarin kau salah lihat mana mungkin aku tercengan hanya karena melihatmu.”  Aku mengalihkan pandanganku dari matanya untuk menghilangkan kegugupan pada diriku.

“ah...jinjja” menggaruk2 kepalanya yang tidak gatal “tapi kenapa wajah yeoja itu mirip denganmu ne, ah terserahlah itu tidak penting.”

“Donghae-ah kau boleh duduk disana.” Menunjuk kursi yang barada di sebrang sebelah kanan tempatku duduk, bisa dikatakan namja itu duduk di pojok paling depan.

            Jam 13.30 bel kampus berbunyi, tanda pergantian dosen, dikarenakan dosen yang mengisi dijam ini tidak hadir, aku memutuskan untuk kembali ke apartemenku, menyelesaikan tugas proposal yang harus ku serahkan esok.

“Jiwoon-ah, proposalmu sudah jadi?”

“ah, belum hanya tinggal beberapa lagi yang harus kuselesaikan.” Aku tersenyum kepadanya dan beranjak dari kursi yang ku duduki.

            Aku berjalan sendiri menuju pintu gerbang kampusku, biasanya aku ditemani Gyuri, untuk hari ini ia masih ada urusan di kampus.

“Jiwoon-ah!!?”

“eh, siapa yang memanggilku?” aku mencari2 sosok orang yang memanggilku tadi.

“ya!!!” sebuah tepukan yang cukup keras kurasakan dibahu kiriku, aku pun mebalikkan badanku melihat siapa yang menepuk bahuku.

“ya... Eunhyuk-shi? Ahh kau mengagetkanku.”

Ternyata yang menepukku adalah Eunyuk sahabat semasa aku SMP.
“mwo? Benarkah kau kaget melihatku Jiwoon?” ia mencubit pipiku dengan kedua tangannya di depan gerbang kampusku.

“ne... semenjak lulus SMP kau tidak pernah berkomunikasi lagi padaku, and wait... dari mana kau tau aku kuliah disini?”

“ah.. itu tidak penting, jaman sekarang kan sudah canggih, aku dapat menemukanmu lewat GPRS di ponselku.” Menggoyang2kan ponselnya tepat di depan wajahku.

“aih, kau mau pamer ponsel cangihmu ne?” aku menepis tangannya dari wajahku.

“anio, ikutlah denganku.” Ia menarik tanganku untuk masuk kedalam mobil sport mewah miliknya, aku pun masuk kedalam mobil mewah itu, mobil yang hanya dapat di naiki 2 orang saja.
            Didalam mobil aku tidak henti2nya bertanya pada Eunhyuk untuk mengajakku kemana, tapi tak ada satupun pertanyaan ku yang ia jawab. Sampai akhirnya ia menghentikan laju mobilnya disebuah toko pernak-pernik yeoja.

“turunlah kita sudah sampai.” Ia membukakan pintu mobilnya untukku.

“oh ne...” Eunhyuk meraih tanganku untuk masuk kedalam toko itu, sebuah toko yang penuh dengan pernak-pernik & aksesoris yeoja disana.

“kenapa ia mengajakku kesini? Apa ia ingin membelikanku sesuatu.” Gumamku.#pede banget.

“Jiwoon-a apa ini bagus?” ia melepaskan tangannya dari tanganku dan menunjukkan sebuah kalung silver tanpa liontin.

“mwo? Aku suka warnanya tapi, kenapa tidak ada liontinnya?”

“kau ini” Eunyuk mengacak2 rambutku pelan “liontinnya kita pilih sendiri, itu disana.” Menunjuk etalase besar di dekat meja kasir.

“kajja.” Eunhyuk berjalan menuju etalase liontin itu, dan aku hanya mengikutinya dari belakang.

“escusme, boleh ku lihat yang itu?” menunjuk sebuah liontin berbentuk bintang kecil berwarna silver.

Pelayan toko itu membuka etalasenya dan memberikan liontin yang ditunjuk Eunhyuk tadi. Pelayan toko itu memasukkan liontin bintang itu di kalung silver yang dipilih Eunhyuk tadi.
“Jiwoon-ah apa ini terlihat lebih bagus?”

“ne, itu terlihat lebih indah Jae.” Jawabku sambil tersenyum manis padanya.

“Jiwoon-ah bisa kau balikkan badanmu?” Eunhyuk memegang kedua bahuku untuk menghadap membelakanginya.

“mwo? For what?” aku mengerutkan dahiku.

“sudah diam saja.” 

Saat aku sudah membalikkan badanku untuk membelakanginya, tiba2 saja Eunhyuk memakaikan kalung itu dileherku, perasaanku benar2 kacau, tidak tau apa yang harus aku katakan padanya saat itu.

“omo, apa yang ia lakukan padaku? Dan kenapa? Kenapa hati ini jadi.....” gumamku.

“coba balikkan badanmu untuk menghadapku.”

Dengan perlahan aku membalikkan badanku, aku sedikit menundukkan kelapaku untuk tidak menatapnya.
 
“angkatlah wajahmu Jiwoon-ah?”

Mau tak mau aku harus mengangkat wajahku, kulihat espresi wajahnya tersenyum lebar & matanya terus memandang kalung silver dileherku.

“yeppo....”

“apa ia bilang yeppo? Apa yang ia maksud yeppo, aku atau kalung yang ku pakai ini, aih!? Kenapa aku bisa berpikir seperti itu?” gumamku lagi.

“sepertinya aku akan beli yang ini saja.” Lagi2 ia tersenyum manis padaku, membuat hatiku mencari bedegup kencang.

“kalau begitu kau bisa lepaskan ini dari leherku Jae?” aku langsung membalikkan badanku membelakanginya.

“ne...” Eunhyuk mulai melepaskan kalung itu dari leherku, tapi entah kenapa rasanya aku tidak mau kalung ini terlepas dari leherku, aku ingin kalung ini terus berada dileherku, tapi ini tidak mungkin.

            Eunhyuk memberikan kalung silver itu kepada pelayan untuk di bungkus dengan pita berwarna biru, setelah selesai aku & Eunhyuk kembali kedalam mobil mewah miliknya menuju apartemenku.
“gomawo....” ucapku sesampainya dilobby apartemenku.

“cheonmanneyo, gomawo juga sudah mau menemaniku memilih2.”

“ne, tidak masalah bagiku Jae.” Aku tersenyum padanya dan berjalan menuju liff.

Dikamar apartemen
            Sesampainya aku di apartemenku, aku membanting tubuhku ke sofa dan menyalakan tv LCD yang berada di ruang tamu apartemenku, saat sedang asik mengganti2 chanel TV, ponselku bergetar, tanda sms masuk, ku raih ponselku yang berada di tasku, tertulis nama ‘king of yadong’ dilayar ponselku.
From  : king of yadong
Sub     : aku lupa mengatakan padamu tadi, besok aku ingin kau ke Purple Cafee dekat kampusku ne, aku ingin kau ke Cafe itu ^^

“mwo? Ia menyuruhku untuk ke Cafee itu, tapi ia tidak memberitau jam berapanya? Dasar Eunhyuk pabbo.” Saat aku masih menggerutu sendiri, ponselku kembali bergetar.

From  : king of yadong
Sub     : mian aku lupa mengetik jamnya, aku akan kekampusmu usai jam kuliah mu selesai.
            Membaca sms dari Eunhyuk aku tidak membalasnya, rasanya ingin aku membalasa sms darinya, tapi aku malas mengetiknya. Walaupun pandanganku ke acara yang sedang ku tonton tapi otak ini malah memikirkan si ‘yadong’ itu. Ada apa denganku, saat memikirkannya hatiku menjadi berdebar dan membuatku tersenyum tidak jelas saat memikirkannya.
           
                                                            *************

KRING...KRING....!!!
Tepat jam 06.00 alamrku berbunyi, aku bersiap untuk menuju kampusku pukul 07.00, tidak lupa aku membawa proposal yang telah ku kerjakan sampai larut malam. Selesai sarapan aku bergegas menuju lobby utama apartemenku dan menaiki bus angkutan kota. Membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di kampusku. 10 menit berlalu, aku sampai di kampusku dan segera menuju ruang kelas MIPA.

“Gyuri kemana? Katanya mau datang pagi hah.... dasar anak itu.” Aku melirik pintu kelasku untuk melihat apakah ada Gyuri atau tidak, sambil menunggu Gyuri aku mengambil buku enslikopedia Ipa yang kemarin belum selesai ku baca, enslikopedia adalah buku favoritku.

Donghae  pov à
            Aku berjalan menuju kelas MIPA ku, disepanjang jalan tak henti2nya yeoja2 menebarkan senyum indanya padaku, sangat malas untuk membalas senyum mereka, tapi mau bagaimana lagi, inilah aku namja tampan Lee Donghae. #oppa narsisnya kumat^^
Sesampainya aku didepan pintu kelasku, aku melihat sesosok yeoja sedang duduk dibangkunya sambil membaca sebuah buku, entah buku apa yang sedang ia baca, tapi sepertinya itu buku yang sangat asik untuk di baca. Karena penasaran dengan buku apa yang ia baca akupun menghampirinya.

“ya, buku apa yang kau baca?” tanyaku seraya melihat halaman yang sedang ia baca.

“omo! Aih!!! Kau ini kenapa pagi2 sudah mengagetkanku hah?” ia sedikit kaget dengan kehadiranku.

“itu *menunjuk bukunya* “buku apa yang sedang kau baca itu, apakah buku itu sangat menarik bagimu?” 

“oh, buku ini, ne ini buku favoritku.” Ia mengangkat bukunya dan menunjukkan caver depan buku itu padaku.

“mwo!? En....ensli...enslikopedia?” aku mengerutkan keningku setelah tau bahwa buku yang mungkin sedari tadi dibacanya adalah sebuah buku enslikopedia.

“waeyo, semua mahasiswi/siswa MIPA wajib membaca buku ini, you know?” ia menunjuk2 buku enslikopedi itu.

“aku tidak suka buku itu, lebih baik aku membaca komik dari pada membaca buku tebal itu.”
“whatever you Lee Donghae.” Jawabnya dengan espresi datar.

“kau ini selera orang itu berbeda2, aku suka komik dan kau.....” siapa nama yeoja ini aku belum sempat menanyakan namanya. Gumamku sambil berpikir sejenak.

“kenapa kau diam? Oh, kau belum tau namaku ne? Namaku Lee Jiwoon.” Ia mengulurkan tangan kanannya kepadaku tetap dengan espresi wajah datar. 

“kita punya marga yang sama Jiwoon-ah, turunkan tanganmu aku tidak biasa berjabat tangan dengan yeoja ‘kutu buku’ sepertimu.” Aku tersenyum kecil padanya dan menuju tempat dudukku. Untung saat itu didalam kelas hanya ada beberapa orang, jadi tidak banyak yang melihatku berbicara dengan yeoja bernama Jiwoon itu.

End pov
“mwo!? Yeoja kutu buku katanya, dasar namja pabbo.” Gerutuku.
Hampir 20 menit aku menunggu Gyuri, tepat bell kampus berbunyi Gyuri datang dengan wajah penuh kepanikan. Selang 5 menit bell berbunyi kepala dosen Cha datang untuk menagih tugas2 proposal kami. Aku dan juga teman2 ku langsung memeberikan tugas proposal itu. Tidak terasa 6 jam pelajaran kampus berlalu. Aku berbegas merapikan bukuku untuk langsung menemui Eunhyuk.

“Jiwoon-ah ku dengar pembuat proposal terbaik akan diumumkan hari ini, kau mau menunggunya?” tanya Gyuri seraya menghampiriku.

“oh jinjjayo? Gundae... aku tidak bisa Gyuri-ah.” Jawabku yang masih sibuk merapikan buku ku.

“waeyo?” Seraya menggoyang2kan lengan kananku.

“ya!? Kau ini aegyo mu kambuh ne?”

“aih kau ini *melepaskan lenganku* ayolah.... kita harus menunggunya Jiwoon-ah, harus harus harus!!!.”

“ya!? Kenapa kau malah memaksaku, aku ada urusan jadi tidak bisa.”

“mwo? Urusan apa, apa kau ingin menemui namja ‘yadong’ itu?” ia mendekatkan wajahnya dengan wajahmu.

“mundurkan wajahmu Gyuri-ah, namanya bukan ‘yadong’ tapi Eunhyuk.”

Tes.... tes..... tes....
“suara apa itu?” saat masih didalam kelas aku dan Gyuri mendengar suara salah satu dosen dikampusku menggunakan speker.

“diharapka kepada  mahasiswi/siswa univ. Pai Chai  khususnya jurusan MIPA dan Keperawatan untuk tidak meninggalkan kampus kurang lebih selama beberapa jam,
dikarenakan hari ini akan diumumkan siapa pembuat proposal terbaik yang selalu kampus kita adakan selama 1 tahun sekali, jadi mohon pengertiannya, gamsa.....”

(proposal ini berhubungan denga ilmu IPA  maka dari itu hanya jurusan MIPA dan Keperawatan yang di beri tugas ini, tidak dengan kedokteran mereka tidak diberi tugas seperti ini, dikarenalan tugas ini begitu mudah untuk mahasiswa/siswi Kedokteran)
 “mwo!? Aih bagaimana ini?” 

“kau harus tetap menunggunya Jiwoon-ah....” Gyuri tersenyum pabbo kepadaku karena telah berhasil membuatku tetap dikampus, ya karena hal ini juga aku harus tetap dikampus.

            Aku meraih ponselku didalam kantung gardigan ku, segera ku cari nama ‘king of yadong’ di contact ponselku, setelah menemukan namanya, aku langsung menekan tombol hijau untuk menghubunginya.

“omo kenapa tidak aktif, aih.... disaat seperti ini ponselnya malah tidak aktif.” Gerutuku didalam ruang kelas.

“kau menelpon siapa?” tanya Gyuri.

“Eunhyuk-shi.” Jawabku singkat dengan espresi kekhawatiran.

“Gyuri-ah ku titip tasku ne, aku ingin ke pintu gerbang kampus.” Aku langsung keluar kelasku dan berlari menuju pintu gerbang kampusku untuk menemui Eunhyuk.

Donghae pov à

“ah.... sangat membosankan dikampus ini jika tidak ada urusan yang penting.” Gerutuku seraya berjalan menuju kantin kampus. Ku lihat dari kejauhan seperti seorang yeoja yang sedang berlari kearahku, em..... mungkin bukan kearahku, saat ia sudah ingin melewatiku, aku berusaha untuk menghentikan laju larinya dengan berdiri tepat dibaris(?) ia berlari.

“omo!!? Ah.. kenapa kau didepanku, kau tidak lihat aku sedang buru2.” Katanya dengan wajah sedikit berkeringat.

“buru2 katamu? Memangnya kau ada urusan apa hah?”

“ya!? Donghae-ah percuma jika aku ceritakan padamu, kau juga tidak akan mengerti,sudah jangan halangi jalanku.” Ia berjalan kearah sisi kananku, tapi aku menjegatnya dengan melangkahkan kakiku ke kanan, saat ia kekiri aku juga kekiri, ini seperti permainan bagiku.

“Lee Donghae jangan menghalangiku, cepat kau minggir!” ia meninggikan nada bicaranya karena kesal dengan ulahku, tapi inilah yang ku mau darinya membuat yeoja bernama ‘Jiwoon’ itu kesal.

“Jiwoon-ah memangnya kau ingin kemana?”

“mwo? A.. aku.. aku ingin ke gerbang kampus, waeyo?” ia menurunkan(?) nada bicaranya.

“oh percuma jika kau ke sana.” Seraya tersenyum kecil padanya.

“sudahlah kau jangan bergurau.” Ia kembali berlari menuju pintu gerbang kampus, dan aku terus memandanganya berlari dari tempatku berdiri.

“kenapa aku terus memandangnya, aku kan ingin kekantin bukan memandang yeoja ‘kutu buku’ sepertinya.” Aku meneruskan langkahku menuju kantin kampus.

End pov
            Sesampainya aku di depan pintu gerbang, aku tidak melihat Eunhyuk diluar sana, dan aku juga tidak melihat mobilnya terparkir. Aku melihat jam yang melingkar ditangan kiriku, ternyata aku sudah telat 20 menit untuk menemuinya, aku mencoba untuk membuka pintu gerbang itu tapi sayang pintu gerbangnya di gembok T_T...

“Eunhyuk-shi.... aku tidak bermaksud seperti ini.” Aku menggoyang2 pintu gerbang itu untuk melampiaskan rasa bersalahku.

“mian nuna....”

“mwo, siapa yang memangilku?” aku mencari sosok orang yang memanggiku, dan ternyata......

“ah ajusshi, kau memanggilku ne?” ya... ternyata ajusshi, satpam kampusku.

“benar nuna, oh ne tadi ada seorang namja yang mencari nuna.”

“what! Namja!” aku terkejut setelah ajussi Kim mengatakan seorang “namja” aku yakin ia pasti Eunhyuk.

“ini *menyodorkan sebuah caperback berwarna saphire blue* ia menitipkan ini untuk nuna, ia juga menuliskan surat, suratnya ada didalam.”

“oh ne gomawo ajushi.” 

skipà
            aku bersama teman2 dari fakultas MIPA dan keperawatan berkumpul diaula basket untuk mengetahui siapa yang menjadi pembuat proposal terbaik tahun ini, aku melihat semua wajah yang penuh dengan harapan untuk menjadi yang terbaik dari ratusan mahasiswa/siswi, tidak terkecuali denganku, espresi wajahku lebih terlihat murung.

“Jiwoon-ah apa kau tidak degdegan?” tanya Gyuri yang duduk disamping kiriku.

“ani, sama sekali tidak degdegan.” Seraya menggeleng2kan kepalaku.

“kau ini, i know you thinking about Eunhyuk.”

“yeah.... it’s true Gyuri.” 

            Sebelum diumumkan siapa yang menjadi terbaik, pidato panjang lebar yang disampaikan kepala Dosen Cha selama kurang lebih 30 menit membuatku tambah murung dan merasa bersalah kepada Eunhyuk, bagaimana tidak? Aku sudah janji dengannya untuk ke Purple Cafee sepulang jam kuliah tadi, tapi... karena hal ini aku harus tetap dikampusku. Tidak terasa pidato dari kepala Dosen univ Pai Chai selesai dibacakan.
“baiklah, songsaenim akan membacakan siapa yang menjadi pembuat proposal terbaik tahun ini.” Dosen Cha membuka isi amplop yang terdapat nama salah satu mahasiswa/siswi.

“dan ia adalah............ dumdumdumdumdum (ceritanya bunyi dram)

“Lee Jiwoon dari jurusan MIPA, apa yeoja bernama Jiwoon itu ada diaula ini.”

“ya!! Jiwoon-ah dosen Cha menyebut namamu!!!”

“mwo!! Benarkah?!” aku tidak percaya bahwa yang namanya disebut oleh dosen Cha tadi adalah namaku, saat dosen Cha menyebut namamu aku sedang memikirkan hal lain jadi apa yang dikatakan kepala dosenku sama sekali tidak terdengar ditelingaku.

“Jiwoon-ah tunggu apalagi cepat berdiri.” Gyuri memegang kedua bahuku dan menyuruhku untuk segera menuju kepala Dosen Cha yang berada di depan semua mahasiswa/siswi MIPA dan keperawatan.

            Aku menitipkan caperback yang diberikan Eunhyuk kepada Gyuri, tidak mungkin aku membawa2 caperback itu dihadapan teman2ku. Dengan langkah sedikit lesu tapi aku mencoba untuk menutupi itu semua dan berjalan dengan senyuman menghiasi wajahku. Dosen Cha memberikan sebuah tropi bening berbentuk “ UPC “ dan bertuliskan ‘mahasiswa/siswi pembuat proposal terbaik’ aku merasa senang dan tak percaya telah mengalahkan ratusan teman2ku yang juga sudah membuat proposal itu, tidak sia2 aku membuat proposal itu hingga tengah malam, dan inilah hasilnya, aku menjadi yang terbaik.


skipà
Selesai acara penyerahan tropi, aku bergegas untuk segera menemui Eunhyuk. Aku sudah berada didalam bus, aku memutuskan untuk kembali dahulu ke apartemenku lalu ke Purple Cafee. Aku membuka isi caperback yang diberikan Eunhyuk kepadaku, ku lihat memang ada surat didalam caperback itu seperti apa yang dikatakan satpam kampusku. Tanpa berlama2 aku membuka isi surat Eunhyuk yang ditulis dengan tulisan tangannya yang begitu berantakan, ya tulisannya tidak pernah berubah semasa SMP sampai sekarang.
Isi surat ~

“aku menunggumu lebih dari 15 menit didepan gerbang kampusmu, tapi kau tak kunjung terlihat jadi aku malas menunggumu lama2, untung saja ada satpam disana, ia mengatakan bahwa beberapa jurusan tidak boleh pulang, jadi aku menitipkan ini pada ajushi yang tak ku kenal namanya, karena aku memang belum berkenalan dengan ajushi itu, setelah kau buka isi caperback itu, ku harap kau langsung ke Purple Cafee Jiwoon-ah ^^...”
“aih! Anak itu.” Aku melipat kembali surat itu dan memasukkannya dikantung gardiganku.

~apartemen~
            Aku meletakkan tropi itu diatas meja kecil sebelah meja belajarku. Aku kembali membuka caperback pemberian Eunhyuk untukku, omo!? Mataku membesar setelah melihat apa isi dari caperback itu maklum saja tadi aku tidak melihat isinya dengan jelas, benarkah ini semua untukku, omo ~ namja ‘yadong’ itu maksudku Eunhyuk dapat memilih warna yang sangat indah untuk seorang yeoja. Ia memberikanku sebuah dress setinggi lutut berwarna biru muda warna kesukaanku dan beberapa sentuhan pita berwarna pink gradasi unggu di bagian pinggul, dan sebuah gelang, ya gelang silver yang sangat cantik.

Setelah selesai, aku bergegas menuju Purple Cafee tempat Eunhyuk berada. Aku menaiki taksi, hatiku terasa campur aduk, degdegkan, nerfes dan.... rasa bersalah karena aku sudah “sangat2 telat” untuk menemuinya, ku harap ia tidak marah telah lama menungguku, ku lihat jam di layar ponselku, ya sekarang sudah jam 15.10.
“mian nuna, kita sudah sampai.”

“oh ne ajushi gomawo...” kataku sambil memberikan uang taksi dan tersenyum lebar pada ajushi.

Aku melangkahkan kakiku kedalam Cafee, terlihat seorang pelayan yeoja membukakan pintu Cafee untukku.

“aigo, ia ada dimana?” kataku seraya menoleh kekanan dan kekiri untuk melihat Eunhyuk. 

“apa nuna mencari seseorang?” tanya seorang pelayan yeoja yang menghampiriku masih berdiri di depan pintu Cafee.

“oh ne, aku mencari temanku, ia mempunyai acara di sini, tapi aku tidak melihatnya.” Jawabku.

“oh, ternyata nuna.”

Perkataan pelayan Cafee itu membuatku bingung dengan maksudnya dari perkataannya.

“tadi tuan Lee Hyuk Jae sudah memesan kepada semua pelayan, jika ada seorang yeoja memakai dress berwarna biru, kami diminta untuk mengantarnya ke ruang VIP yang sudah ia pesan.”

“jinjja? Baiklah.”

Aku mengikuti arah langkah kaki pelayan itu, sampailah aku di depan ruangan VIP yang sudah dipesan Eunhyuk. Pelayan itu menyuruhku untuk masuk sendiri kedalam dan langsung meninggalkanku sendiri didepan pintu VIP itu.

“huh! Kenapa dengan hatiku, kenapa hatiku jadi? Dan aku....., aih!! Apa yang sebenarnya mau ia lakukan.”

Dengan perlahan aku membuka pintu itu semakin pintu itu ingin terbuka hatiku bergedup semakin kencang, aku memberanikan diriku untuk segera membuka pintu itu dan.....

                                   



To Be Continue ~ ~ ~ ~
Dilanjut dipart 2 ya chingu ^^ ayo2 gimana ff bikinan admin, mianhae klo ff bikinan admin jelek, ini ff ke 2 admin setelah ff Kyumin, di ff Kyumin admin masih banyak banget salahnya#ngaku, tapi di ff ke 2 ini, admin berusaha untuk memperbaikinya agar menjadi lebih asik untuk dibaca^^